Tanah Longsor di Kabupaten Pasuruan, bulan mei 2022
Bencana tanah longsor sering muncul di musim hujan, setelah musim kering yang menyebabkan permukaan tanah retak dan berpori. Saat tanah retak, maka air hujan makin mudah meresap ke bagian dalam tanah, membuat kandungan air dalam tanah menjadi jenuh.
Tanah longsor yang terjadi di wilayah kecamatan Puspo dan Kecamatan tutur mengakibatkan beberapa rumah milik saudara :
1. Supriaji, alamat Dusun Keduwung desa Keduwung Kecamatan Puspo RT 5 RW 4 pekerjaan petani.
2. Kamsun, alamat Dusun arjo Sari desa andonosari Kecamatan tutur RT 3 RW 1 pekerjaan petani.
3. Ngatimin, alamat dusun Arjosari desa Gunungsari Kecamatan tutur pekerjaan petani.
Rumah mereka rusak akibat diterjang tanah longsor yang terjadi di bulan mei 2022.
BPBD kabupaten Pasuruan bersama dinas sosial kabupaten Pasuruan turut serta dalam memberikan bantuan logistik berupa permakanan, sandang, pangan, terpal, family kit dan peralatan kebersihan.
Air yang terakumulasi di dasar lereng memicu gerakan lateral, sehingga mudah bergerak menuruni lereng.
Namun, jika ada banyak pohon maka tanah tidak mudah bergerak longsor. Maka itu, penghijauan di daerah perbukitan, pegunungan dan sekitar lereng penting dilakukan.
Jenis-Jenis Tanah Longsor & Ciri-Ciri Area Rawan Longsor
Agar dapat lebih waspada terhadap jatuhnya korban baik jiwa maupun harta, maka ada baiknya kita mengenali ciri-ciri daerah yang rentan mengalami tanah longsor. Selain itu, untuk mengenali kerawanan bencana ini, jenis-jenis tanah longsor juga perlu diketahui.
Berikut ini ciri-ciri kawasan rawan bencana tanah longsor:
Umumnya tanah longsor terjadi di wilayah perbukitan dan lereng gunung dengan kemiringan 20 derajat.
Lapisan tanah di bagian atas lereng tebal
Lahan gundul tidak ada pepohonan, sehingga lereng terbuka
Terdapat retakan tanah di atas lereng dan tebing
Sistem saluran air yang buruk di daerah lereng
Ada mata air atau rembesan di tebing, dan didahului oleh longsoran kecil
Adanya bangunan di bagian atas tebing yang menyebabkan beban berlebihan.
Jenis-jenis tanah longsor yang umum terjadi setidaknya 6, yakni:
Longsoran Translasi: gerakan massa tanah dan batuan di tebing dengan bidang gelincir rata atau bergelombang landai.
Longsorang Rotasi: gerakan massa tanah dan batuan pada bidang gelincir cekung
Pergerakan Blok (longsoran translasi blok batu): perpindahan batuan pada bidang gelincir rata atau lurus.
Runtuhan batu: batuan atau material yang bergerak ke bawah dengan jatuh bebas. Biasanya terjadi di lereng terjal, seperti yang ada di daerah pantai.
Rayapan tanah: jenis tanah longsor yang lamban bergerak dan lama. Biasanya dapat diamati saat pohon atau rumah mulai miring atau retak perlahan ke arah bawah.
Aliran bahan rombakan: massa tanah bergerak didorong oleh air, sehingga kecepatan longsor tergantung pada volume air, tekanan air, dan seberapa miring lerengnya. Dapat diamati pada daerah aliran sungai di sekitar gunung merapi, saat berlangsung longsoran lahar dingin.
Adapun cara mengurangi risiko tanah longsor ialah sebagai berikut:
Tidak membangun rumah atau vila di lereng gunung, sehingga beban tanah di wilayah tersebut bertambah.
Tidak membuat sawah atau kolam di atas lereng karena air mudah meresap dan menimbulkan retakan di lereng.
Tidak membuat rumah di daerah bawah tebing atau lereng, untuk menghindari korban jiwa saat sewaktu-waktu terjadi longsor.
Tidak menebang pohon secara membabi buta di sekitar wilayah lereng, agar akar pepohonan dapat mengikat tanah dan mencegah longsor.
Menanami daerah lereng gunung dan bukit yang gundul dengan pepohonan, agar tidak terjadi erosi tanah apabila hujan datang.
Membuat terasering atau sistem tanah bertingkat jika harus menanam padi di lereng bukit. Terasering akan memperlambat aliran air dan tanah saat hujan.
Penulis: Subandi
Komentar
Posting Komentar